23 Feb 2013

Cara Membuat Dawet Ayu Ngawi Sederhana Sekali

Setiap senin, kami biasanya puasa sunnah, seperti yang dilakukan seluruh warga di pesantren tempat suami mengajar. Untuk hidangan berbuka, saya menyiapkan sendiri yang manis-manisnya. Sekaligus mengobati rasa rinduku akan kampung halaman, semakin semangat saya meraciknya. 

Nun jauh di timur, ada sebuah kota bernama Ngawi, di salah satu desanya ada yang berjualan pecel pincuk, tepo dan dawet. Teponya mantap, pecelnya pun tak kalah enak. Kalau dawetnya, saya suka membelinya sebagai pelepas dahaga di siang hari. Di sini, tentu saja menjadi hal yang mustahal eh mustahil untuk membeli dawet yang sama persis seperti di Ngawi. Setelah saya dapat resepnya dari ibu, saya praktekkan sendiri di rumah. Karena nama saya ayu, jadilah namanya Dawet Ayu, hehe

Cara membuat dawet ini sederhana sekali, bahan yang diperlukan juga sangat mudah ditemui. Hampir sama dengan cara membuat bubur sum-sum, hanya saja jenangnya di cetak menjadi seperti cendol.

Siapkan bahan yang perlukan untuk membuat dawet ayu sederhana :
  • Tepung beras
  • Air
  • Gula merah
  • Garam
  •  Santan Kelapa
Cara membuat dawet ayu sederhana :
  • Buat pemanisnya, orang ngawi menyebutnya juruh. Gula merah di didihkan. Pisahkan. 

Juruh
  • Buat adonan untuk dawet. Campurkan air dan tepung beras, jangan terlalu kalis, agak encer saja.
  • Masukkan adonan ke dalam air mendidih sambil terus di aduk. Berbahaya bila tidak langsung di aduk :-). Bila ada, tambahkan daun suji.
  • Setelah tercampur dan agak mengental, angkat, tuang ke dalam cetakan. Karena tidak punya cetakan, saya gunakan pengangkat gorengan yang bolong-bolong untuk mencetaknya. Adonan dituang ke dalam cetakan, lalu tekan-tekan dengan sendok agar dawetnya jatuh. Di bawahnya sediakan air dingin.
  • Rebus santan, beri sedikit garam
    • Campur dawet, santan dan air gula merah dengan komposisi yang pas. Tambahkan es batu agar lebih mak nyuss.

    Untuk hasil jadinya, maaf tidak terdokumentasi, tapi soal rasanya jangan ditanya. Sebagian dawetnya saya bagi ke tetangga. Begitu sampe rumah lagi, adzan maghrib berkumandang, es dawetnya langsung pindah ke perut. Pas mau habis baru sadar, lho kok ga di foto tadi?hahaha...

    30 Juni 2013
    Kali lain saya membuat lagi dawet yang serupa, dan alhamdulillah sempat terdokumentasi meski asal jepret sesaat sebelum kami minum hehe

    Seperti ini kira-kira hasil jadinya

    3 comments:

    Unknown said...

    Mbak ayu klu boleh tau menetap d ngawi mana ya.....salam kenal










    Unknown said...

    Mbak ayu klu boleh tau menetap d ngawi mana ya.....salam kenal










    Unknown said...

    salam kenal juga mbak sri..
    saya di paron, klo mba sri asli ngawi juga atau gmn?