15 Sept 2019

Anakku Patah Giginya :( [bagian 1]

Kurang lebih 2 pekan yang lalu, seperti biasanya setiap malam hari sepulang kerja aku bermain dan bercanda bersama putra-putraku, -bagi yang belum tahu putraku berjumlah 3 orang (Ghasan:5thn, Umar:3thn, Utsman:1thn)- namun malam itu aku hanya bermain dengan sibungsu Utsman dan kakaknya Umar, anak nomer 1 ku sudah tidur kecapean, hari-harinya selalu bermain hingga petang jadi lebih cepat istirahat malamnya.

Malam itu kami bermain kejar-kejaran di ruang tengah rumah, ruang tengah kami memang didesign luas dengan meminimalisir perabotan besar, di ruangan selebar 19x12 ubin hanya terdapat 1 rak buku minimalis, meja makan mini lesehan, sofa lantai super mini, ayunan rumahan yang terbuat dari tambang diikat ke jarit dilapisi bantal dan sebuah lemari yang berfungsi sebagai sekat sehingga membentuk ruangan kecil tempat kami beribadah.

Aku memilih posisi duduk di depan lemari di stiker lantai bergambar kolam ikan sambil memperhatikan anakku yang berkejaran, sesekali sibungsu lari ke arahku meminta perlindungan. Oh ya aku belum memperkenalkan istriku, sang designer interior rumah kami, dia sedang terlelap dikamar anak-anak tertidur menemani sisulung Ghasan.

"Abaa.. abaa.." sahut Utsman, usianya sudah lebih dari 1 tahun tapi belum bisa bicara jelas, dia menelusup sambil merangkak bersembunyi di belakang tubuhku yang sedang duduk bersandar ke dinding. Tubuhku bergerak maju sedikit memberikannya ruang, sambil mengingatkan sang kakak agar tidak bercanda berlebihan. Tiba-tiba sibungsu menjerit dan menangis kesakitan, dengan sigap aku langsung mengecek kondisinya.

Bibirnya sedikit mengeluarkan darah, "Astaghfirullah...pasti terkena gigi" batinku. dia jatuh lagi. Sambil masih terbengong dan mengecek kondisi Utsman, ibunya langsung bangun dan menggendongnya untuk menyusuinya. Ya, menyusui selalu pertolongan pertama pilihan kami.

Namun kali ini sepertinya menyusui bukanlah pilihan yang tepat. Ustman masih meraung kesakitan dan tidak mau menyusu! Panik, ya.. ada apa sebenarnya? Kenapa tidak mau menyusui? Aku ikut menghampiri dan menyelidik.

"Gigi depannya patah bay!" sahut istriku. "Astaghfirullah! Ujian apalagi ini ya Allah.." batinku.

Bersambung...